Senin, 21 Januari 2013

Tugas IPA


Nama Zat
Sumber
Nama Penyakit
Kadmium (Cd)
Cd adalah logam berat yang banyak digunakan oleh industri seperti: pabrik pipa PVC, pabrik pengolahan karet, pabrik kaca
Keracunan Cd dapat menyebabkan kerusakan organ ginjal dan hati, mempengaruhi otot polos pembuluh darah, tekanan darah tinggi menyebabkan gagal jantung.
Kobalt (Co)
Di industri sebagai bahan campuran untuk membuat magnet, alat pemotong, alat penggiling, mesin pesawat terbang, pewarna kaca, keramik dan cat
Keracunan kobalt merusak kelenjar tiroid (gondok), menyebabkan kekurangan hormon hasil kelenjar gondok.Menyebabkan gagal jantung dan endema (pembengkakan jaringan akibat kelebihan cairan dalam sel)
Merkuri (Hg)
Dalam industri, merkuri digunakan untuk proses pembuatan klorin. Merkuri juga terdapat dalam baterai, cat, plastik, termometer, lampu tabung, kosmetik, dan hasil pembakaran batu bara
Merkuri masuk ke tubuh manusi bisa melalui konsumsi ikan yang tercemar merkuri. Pada ibu hamil, menyebabkan bayi cacat mental. Dalam waktu lama bisa menyebabkan kerusakan ginjal, saraf dan jantung.
Timbal (Pb)
Limbah Pb berasal dari rembesan sampah kaleng yang mengandung timbal, cat yang mengandung timbal, bahab bakar yang bertimbal, pestisida, korosi pipa yang mengandung timbal.
Pb dengan konsentrasi >15 mg/l dalam darah berbahaya bagi kesehatan.Pada wanita hamil, keracunan Pb menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau kematian janin.
Pada anak-anak menyebabkan cacat mental dan gangguan fisik.
Pada orang dewasa menyebabkan hipertensi.
Senyawa Organik Berklorin
Senyawa berklorin antara lain adalah dikloro-difenil-trikloroetana (DDT), aldrin, heptaklor dan klordan sebagai bahan pestisida. Senyawa ini biasa diapakai untuk membasmi serangga dan hama. Senyawa industri adalah poliklorinasi bifenil (PCB) dan dioksin. DDT dan PCB dialam dapat mengalami magnifikasi biologi saat memasuki rantai makanan atau senyawa tersebut terakumulasi dalam makhluk hidup dan konsentrasinya meningkat pada makhluk hidup dan konsentrasinya terus meningkat pada mkhluk hidup yang berada di posisi lebih atas pada rantai makanan. Berarti manusia adalah makhluk yang sangat beresiko menerima senyawa-senyawa tersebut.
Senyawa berklorin bersifat persisten di alam terakumulasi dalam tubuh yang berbahaya bagi tubuh. Senyawa berklorin menyebabkan kerusakan berbagai organ, terutama hati dan ginjal dan dapat menimbulkan kanker.

Minggu, 20 Januari 2013

Karya Tulis Formalin


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di sektor industri sebenarnya formalin sangat banyak manfaatnya. Formaldehid memiliki banyak manfaat, seperti anti bakteri atau pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian, pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Dalam dunia fotografi biasaya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea, bahan pembuatan produk parfum, pengawet produk kosmetika, pengeras kuku dan bahan untuk insulasi busa. Formalin juga dipakai sebagai pencegah korosi untuk sumur minyak.. Di bidang industri kayu sebagai bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood). Dalam konsentrasi yag sangat kecil (<1 persen) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet. Di industri perikanan, formalin digunakan untuk menghilangkan bakteri yang biasa hidup di sisik ikan.
Formalin diketahui sering digunakan dan efektif dalam pengobatan penyakit ikan akibat ektoparasit seperti fluke dan kulit berlendir. Meskipun demikian, bahan ini juga sangat beracun bagi ikan. Ambang batas amannya sangat rendah, sehinggga terkadang ikan yang diobati malah mati akibat formalin daripada akibat penyakitnya. Formalin banyak digunakan dalam pengawetan specimen ikan untuk keperluan penelitian dan identifikasi. Di dunia kedokteran formalin digunakan untuk pengawetan mayat manusia untuk dipakai dalam pendidikan mahasiswa kedokteran. Untuk pengawetan biasanya digunakan formalin dengan konsentrasi 10%.
Besarnya manfaat di bidang industri ini ternyata disalahgunakan untuk penggunaan pengawetan industri makanan. Biasanya hal ini sering ditemukan dalam industri rumahan, karena mereka tidak terdaftar dan tidak terpantau oleh Depkes dan Balai POM setempat. Bahan makanan yang diawetkan dengan formalin biasanya adalah mi basah, tahu, bakso, ikan asin dan beberapa makanang minnya. Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air, sebagai bahan pengawet biasanya ditambahkan metanol hingga 15 persen. Bila tidak diberi bahan pengawet makanan seperti tahu atau mi basah seringkali tidak bisa tahan dalam lebih dari 12 jam.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu :
1.      Apakah formalin itu?
2.      Apakah dampak makanan yang mengandung formalin bagi kesehatan?
C.      Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran KIMIA
2. Untuk mengetahui dampak makanan berformalin bagi kesehatan
3. Untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.
D.    Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai manfaat teoretis dan praktis.
1.      Manfaat Teoretis
Secara teoretis penyusunan makalah ini dapat menambah pengetahuan kita tentang senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari, terutama tentang formalin.
2.      Manfaat Praktis
Secara praktis, penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kebahasaan bagi peneliti dan pembaca.
a.       Peneliti
Bagi penulis, penelitian ini memberikan masukan serta menjadi acuan untuk pembuatan makalah berikutnya.
b.      Pembaca
Bagi pembaca, penelitian ini memberikan penjelasan tentang formalin pada makanan.

E.    Sistematika penulisan Makalah
Untuk memberikan gambaran terperinci mengenai langkah-langkah dalam penelitian ini, maka diberikan sistematika penulisan ini sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penyusunan makalah, manfaat,  dan sitematika penulisan makalah.
Bab II, Landasan Teori, bab ini menguraikan tentang Formalin, yang meliputi pengertian, faktor-faktor, bentuk dan jenis korosi,dan penelitian korosi
Bab III, Penutup yang merupakan simpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN FORMALIN
Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin), merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, ataucair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagaiparaformaldehyde atau trioxane. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867.
Pada umumnya, formaldehida terbentuk akibat reasi oksidasi katalitik pada metanol. Oleh sebab itu, formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon dan terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana danhidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia.
Formalin merupakan salah satu pengawet yang akhir-akhir ini banyak digunakan dalam makanan, padahal jenis pengawet tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan. Formalin merupakan larutan tidak berwarna, berbau tajam, mengandung formaldehid sekitar 37% dalam air, biasanya ditambahkan metanol 10-15%.
Formalin mempunyai banyak nama atau sinonim, seperti formol, morbicid, methanal, formic aldehyde, methyl oxide, oxymethylene, methyl aldehyde, oxomethane, formoform, formalith, oxomethane, karsan, methylene glycol, paraforin, poly-oxymethylene glycols, superlysoform, tetraoxymethylene dan trioxane.

SIFAT FORMALIN
Pengawet ini memiliki unsur aldehida yang bersifat mudah bereaksi dengan protein, karenanya ketika disiramkan ke makanan seperti tahu, formalin akan mengikat unsur protein mulai dari bagian permukaan tahu hingga terus meresap kebagian dalamnya. Dengan matinya protein setelah terikat unsur kimia dari formalin maka bila ditekan tahu terasa lebih kenyal . Selain itu protein yang telah mati tidak akan diserang bakteri pembusuk yang menghasilkan senyawa asam, Itulah sebabnya tahu atau makanan berformalin lainnya menjadi lebih awet.
Formaldehida membunuh bakteri dengan membuat jaringan dalam bakteri dehidrasi (kekurangan air), sehingga sel bakteri akan kering dan membentuk lapisan baru di permukaan. Artinya, formalin tidak saja membunuh bakteri, tetapi juga membentuk lapisan baru yang melindungi lapisan di bawahnya, supaya tahan terhadap serangan bakteri lain. Bila desinfektan lainnya mendeaktifasikan serangan bakteri dengan cara membunuh dan tidak bereaksi dengan bahan yang dilindungi, maka formaldehida akan bereaksi secara kimiawi dan tetap ada di dalam materi tersebut untuk melindungi dari serangan berikutnya.
Melihat sifatnya, formalin juga sudah tentu akan menyerang protein yang banyak terdapat di dalam tubuh  manusia seperti pada lambung. Terlebih, bila formalin yang masuk ke tubuh itu memiliki dosis tinggi.
Masalahnya, sebagai bahan yang digunakan hanya untuk mengawetkan makanan, dosis formalin yang digunakan pun akan rendah. Sehingga efek samping dari mengkonsumsi makanan berformalin tidak akan dirasakan langsung oleh konsumen.
Banyak pihak mengingatkan formalin juga memiliki sifat karsinogen atau dapat menyebabkan kanker.Tetapi kemunculan kanker akibat bahan berbahaya ini dengan kanker dari penyebab yang lain hampir sulit dibedakan, keduanya membutuhkan waktu panjang untuk menyerang tubuh manusia.
Isu kandungan formalin dalam berbagai produk makanan mendapat tanggapan serius dari pemerintah, karena dalam jangka panjang dapat memicu terjadinya kanker. Menurut Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), sampai kadar tertentu, formalin diizinkan untuk pengawet kosmetik, yaitu untuk pasta gigi maksimum 0,1% dan untuk produk kosmetik lainnya 0,2%. Ketentuan ini sesuai dengan aturan yang berlaku secara internasional seperti ASEAN Cosmetic Directive, European Union Directive, dan SK BPOM untuk kosmetik.

PEMBUATAN FORMALIN
a.      Persiapan bahan baku pembuatan formalin
Metanol cair dengan temperatur ± 30°C dipompa dari metanol tank dan dipanaskan di preheater (MP) sampai temperatur 65°C lalu dimasukkan dalamvaporizer (VP). Di dalam vaporizer terjadi perubahan fase dari cair menjadi gas dengan suhu dalam vaporizer 65–75°C. Metanol gas dari vaporizerdipanaskan lagi dengan super heater (SH) di bagian atas vaporizer sampai suhu 95°C dan langsung dimasukkan ke mix gas (MG).
Udara dihisap melalui air filter (penyaring udara) dengan blower. Setelah dipanaskan dengan pemanas udara sampai suhu ±110°C lalu dimasukkan ke dalam mix gas (MG). Steam masuk melalui steam filter pada suhu 140 oC kemix gas (MG).
b.      Proses Reaksi
Udara, steam dan metanol gas bercampur rata di mix gas pada suhu 140oC lalu masuk ke reaktor (RE) dengan melewati mix gas filter (MGF) untuk menjaga agar tidak ada tetes-tetes cairan (kondensat) masuk ke reaktor.
Pada saat start operation, temperatur katalis dinaikkan oleh heater sebagai pemanas awal sampai suhu 400–450°C, setelah itu heater dimatikan sehingga suhu katalis naik dengan sendirinya sampai suhu operasi yang diinginkan karena adanya reaksi eksoterm. Di dalam reaktor terjadi reaksi pembuatan gas formaldehid dengan bantuan katalis perak pada suhu operasi 650–700°C. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
1.      Reaksi oksidasi metanol
CH3OH + ½ O2 ——–>  CH2O + H2O           -37 kcal/mol
2.      Dehidrogenasi metanol
CH3OH   ———>   CH2O + H2                             +21 kcal/mol
Gas formaldehide yang terbentuk kemudian di-spray dengan larutan crudeformalin 44% dengan temperature 80 oC untuk menurunkan suhu gas formaldehid  sampai dibawah 250 oC. Spray crude formalin ini juga dapat menyebabkan terjadinya reaksi samping yaitu terbentuknya paraform dan asam format (formic acid). Reaksi samping yang terjadi di dalam reaktor yaitu:
1.      Reaksi pembentukan paraform (methylen glycol)
CH2O + H2O      ———>  HOCH2OH (methylen glycol)

atau polymer dapat ditulis :
n CH2O + H2O ———->  HO(CH2O)n H
2.      Reaksi pembentukan asam format (formic acid)
2 CH2O + H2O   ———->   HCOOH   +   CH3OH
(asam format)                      (methanol)
Proses Absorbsi
Gas formaldehide dari reaktor (RE) dialirkan ke bagian bawah packed tower . Gas ini dikontakkan dengan larutan formalin 44% suhu 40 oC yang dialirkan dari atas menara dengan bantuan distributor cairan agar larutan formalin yang digunakan tersebar secara merata didalam packed tower dan membasahi seluruh permukaan raschig ring sehingga penyerapan maksimal.
            Hasil penyerapan di packed tower berupa formalin cair masuk ke control tank (CT). Sisa gas yang belum terserap di packed tower masuk ke dalam bubble cap tower  yang akan diserap oleh pure water dari atas menara. Sisa dari penyerapan itu yang masih lolos nantinya dibakar di flare stack yang sebelumnya melewati demister. Hasil penyerapan dari bubble cap tower masuk ke control tank(CT).
Proses pendinginan
Larutan crude formalin pada control tank (CT) temperaturnya ± 80°C,karena temperaturnya masih relatif tinggi maka didinginkan lagi dengan dilewatkancooler (CO). Cooler yang digunakan yaitu frame and plate dengan temperatur keluar 40°C. Selain itu agar formalin yang terbentuk sempurna, setelah melewaticooler larutan tersebut masuk ke crude formalin filter (CF) baru masuk ke crude formalin tank . Kadar formalin di crude formalin tank (T-03) sekitar 43-44%.
Proses pengenceran
Untuk memperoleh formalin dengan kondisi standar yang digunakan oleh PT. PAI yaitu formalin dengan kadar 37,3% maka formalin dari crude formalin tank  diencerkan dengan menggunakan pure water di mixing tank . Setelah terbentuk larutan formalin 37,3% disimpan dalam tangki penyimpanan.

MANFAAT DAN KEGUNAAN FORMALIN
Formalin selain harganya murah, mudah didapat dan pemakaiannya pun tidak sulit sehingga sangat diminati sebagai pengawet oleh produsen pangan yang tidak bertanggung jawab.
Hasil survei dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan, sejumlah produk pangan menggunakan formalin sebagai pengawet.
Anjuran penggunaan formalin yang benar adalah:
·         sebagai pembunuh kuman, sehingga banyak dipakai dalam pembersih lantai, pakaian, kapal dan gudang,
·         pembasmi lalat dan serangga lainnya,
·         salah satu bahan dalam pembuatan sutera buatan, zat pewarna cermin kaca dan bahan peledak,
·         pengeras lapisan gelatin dan kertas foto,
·         bahan pembuatan pupuk urea, parfum, pengeras kuku dan pengawet produk kosmetik,
·         pencegah korosi pada sumur minyak,
·         bahan untuk insulasi busa, dan,
·         bahan perekat kayu lapis.
Dalam konsentrasi kurang dari 1%, formalin digunakan sebagai pengawet dalam pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, sampo mobil, lilin, dan karpet.

BAHAYA FORMALIN BAGI KESEHATAN
Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa gejala diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya, serta gejala lainnya.
Bahaya bila terpapar oleh Formalin (Dep Kes RI, 2006)
Bahaya utama
Formalin sangat berbahaya bila terhirup, mengenai kulit, dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi, dan bahaya kanker pada manusia.
Ø  Bahaya jangka pendek (akut)
Bila terhirup
·         Iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk
·         Kerusakan jaringan dan luka pada saluran pernafasan seperti radang paru, pembengkakan paru.
·         Tanda-tanda lainnya meliputi bersin, radang tenggorokan, sakit dada yang berlebihan, kelelahan, jantung berdebar, sakit kepala, mual, dan muntah.
·         Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian .



Bila terkena kulit
Apabila terkena kulit maka akan menimbulkan perubahan warna, yaitu kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa, dan ada rasa terbakar

Bila terkena mata
Apabila terkena mata dapat menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya sakit, gatal-gatal, penglihatan kabur, dan mengeluarkan air mata. Bila merupakan bahan berkonsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata.

Bila tertelan
Apabila tertelan maka mulut,tenggorokan, dan perut terasa terbakar, sakit saat menelan, mual, muntah, diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi ( tekanan darah rendah ), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan saraf pusat, dan ginjal.

Ø  Bahaya jangka panjang ( kronis )
Bila terhirup
Apabila terhirup dalam jangka waktu lama maka akan menimbulkan sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal, gangguan haid dan infertilitas pada perempuan, kanker pada hidung, rongga hidung, mulut, tenggorokan, paru, dan otak. Efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi, dan daya ingat berkurang.

Bila terkena kulit
Apabila terkena kulit akan terasa panas, mati rasa, serta gatal-gatal dan memerah, kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit, serta terjadi radang kulit yang menimbulkan gelembung.

Bila terkena mata
Jika terkena mata bahaya yang utama adalah terjadinya radang selaput mata.

Bila tertelan
Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan ,muntah-muntah, dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada.

DAMPAK BURUK FORMALIN BAGI TUBUH MANUSIA
·         Kulit : Iritatif, kulit kemerahan, kulit seperti terbakar, alergi kulit.
·         Mata : Iritatif, mata merah dan berair, kebutaan.
·         Hidung : Mimisan.
·         Saluran Pernapasan : Sesak napas, suara serak, batuk kronis, sakit tenggorokan.
·         Saluran Pencernaan : Iritasi lambung, mual muntah, mules.
·         Hati : Kerusakan hati.
·         Paru-paru : Radang paru-paru karena zat kimia (pneumonitis).
·         Saraf : Sakit kepala, lemas, susah tidur, sensitif, sukar konsentrasi, mudah lupa.
·         Ginjal : Kerusakan ginjal.
·         Organ Reproduksi : Kerusakan testis, ovarium, gangguan menstruasi, infertilitas sekunder.

MENGHINDARI PRODUK BERFORMALIN

Keberadaan formaldehida sendiri ada dalam berbagai macam produk. Formaldehida juga ditemukan pada asap rokok dan udara yang tercemar asap kendaraan bermotor. Selain itu bisa didapat juga pada produk-produk termasuk antiseptik, obat, cairan pencuci piring, pelembut cucian, perawatan sepatu, pembersih karpet dan bahan adhesif. Formaldehida juga ada dalam kayu lapis terutama bila masih baru. Kadar formaldehida akan turun seiring berjalannya waktu.
Formaldehida secara natural sudah ada dalam bahan makanan mentah dalam kisaran 1 mg per kg hingga 90 mg per kg.
Deteksi formalin secara akurat baik secara kualitatif maupun kuantitatif hanya dapat dilakukan di laboratorium. Namun demikian, untuk menghindarkan terjadinya keracunan, masyarakat harus dapat membedakan bahan/produk makanan yang mengandung formalin dan yang sehat. Beberapa ciri produk berformalin antara lain:
Ikan asin:
·         Tahan lama pada suhu kamar (25oC), lebih dari 1 bulan.
·         Warna bersih dan cerah (tidak kuning kecoklatan).
·         Tekstur keras, tidak berbau khas ikan asin dan tidak mudah hancur.
·         Tidak dihinggapi lalat. Ikan basah/udang.
·         Insang berwarna merah tua dan tidak cemerlang.
·         Warna putih bersih dengan tekstur yang kenyal.
·         Awet sampai 3 hari pada suhu kamar, tidak mudah busuk dan bau.
Ayam potong:
·         Warna putih bersih.
·         Awet dan tidak mudah busuk.
Tahu mentah:
·         Tekstur kenyal, tidak padat tetapi tidak mudah hancur.
·         Awet sampai 3 hari pada suhu kamar, tahan sampai 15 hari dalam lemari es.
·         Aroma menyengat bau formalin (kadar 0,5-1,0 ppm).

Mi basah:
·         Mengkilat, tidak lengket dan sangat berminyak.
·         Awet sampai 2 hari pada suhu kamar, tahan sampai 15 hari dalam lemari es.
·         Aroma menyengat (tidak berbau mi) dan tidak mudah basi.

Bakso:
·         Tidak rusak selama 5 hari pada suhu kamar.
·         Tekstur sangat kenyal.

ANALISIS KADAR FORMALIN PADA TAHU
1.      Uji Foramlin Sederhana
Ada beberapa metode yang dilakukan untuk pengujian kadar formalin yang terdapat di dalam produk namun sayangnya kebanyakan metode yang dilakukan hanya bisa dilakukan di laboratorium dan tidak bisa dilakukan oleh masyarakat awam.
Pada makalah kali ini akan dibahas metode yang bisa dilakukan oeh masyarakat dengan mudah yaitu,
a.       Persiapkan bahan yang akan diuji (sample) sebanyak 5 gram, alat dan bahan yang akan digunakan. Alat yang diperlukan yaitu sebuah kompor, panci, sendok, gelas tahan panas, sedangkan bahan yang digunakan untuk menguji sample adalah asam kromatofat sebanyak 5 ml, aquades sebanyak 50 ml.
b.      Nyalakan kompor, lalu pasang panci dan rebus aquades hingga mendidih. Masukan sampel yang akan diuji kedalam gelas, lalu rendam kedalam aquades yang sudah mendidih. Masukan asam kromatofat kedalam gelas lalu aduk campuran dengan sendok. Sample yang mengandung formalin akan ditunjukan dengan berubahnya warna air dari bening menjadi merah muda hingga ungu. Semakin ungu berarti kadar formalin semakin tinggi.
c.       Jika cara diatas belum menghasilkan uji yang positif, pasang kembali panci di atas kompor, rebus aquades yang baru masukan gelas yang berisi campuran sampel kedalam panci. Waktu perebusan selama 20 menit.
2.      Cara lain yang dapat digunakan untuk menguji formalin
Sample diambil sebanyak 3 gram lalu ditambahkan 0.02 gram Chromotropic acid disodium salt dehydrate (C10H6Na2O8S2.2H2O) dan ditambahkan juga 3 ml H2SO4 pekat, kocok, kalau ungu positif formalinnya, kalau kuning negatif.
3.      Tahu yang mengandung formalin dapat ditandai dengan :
·         Semakin tinggi kandungan formalin, maka tercium bau obat yang semakin menyengat; sedangkan tahu tidak berformalin akan tercium bau protein kedelai yang khas.
·         Tahu yang berformalin mempunyai sifat membal (jika ditekan terasa sangat kenyal), sedangkan tahu tak berformalin jika ditekan akan hancur.Tahu berformalin akan tahan lama, sedangkan yang tak berformalin paling hanya tahan satu dua hari.
·         Tahu yang memakai pewarna buatan dapat ditandai dengan cara melihat penampakannya. Jika tahu memakai pewarna buatan, warnanya sangat homogen/seragam dan penampakan mengilap. Sedangkan jika memakai pewarna kunyit, warnanya cenderung lebih buram (tidak cerah). Jika kita potong tahunya, maka akan kelihatan bagian dalamnya warnanya tidak homogen atau seragam. Bahkan, ada sebagian masih berwarna putih.

CARA MENGURANGI KADAR FORMALIN PADA TAHU
Ada cara yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar formalin yaitu dengan cara merendam sampel dalam air selama 60 menit yang mampu menurunkan kadar formalin sampai 61,25 persen, dengan air leri mencapai 66,03 persen, sedang pada air garam hingga 89,53 persen.
Ini artinya hanya dengan perlakuan dan pengetahuan yang baik sebelum dikonsumsi, kadar formalin akan hilang.
Adapun untuk tahu sedikitnya ada beberapa tahap penanganan untuk mengurangi kadar formalin, direndam dalam air biasa, dalam air panas, direbus dalam air mendidih, dikukus kemudian direbus dalam air mendidih dan diikuti dengan proses penggorengan.

PERAN PEMERINTAH DALAM MEMBERANTAS PENYALAHGUNAAN FORMALIN DI INDONESIA
Peran pemerintah dalam memberantas boraks dan formalin di Indonesia
Walaupun penyebaran boraks dan formalin di Indonesia sudah luas sekali dan sudah menjadi umum, pemerintah masih tidak mengambil langkah yang tegas dalam menangani hal ini. Buktinya bisa didapat, bahwa ternyata penggunaan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan masih merajalela.
Sebenarnya, pemerintah sudah berusaha mengambil tindakan, yaitu dengan melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa langkah sudah diambil oleh BPOM, seperti : melarang panganan permen merek white rabbit creamy, kiamboy, classic cream, black currant, dan manisan plum; mengeluarkan permenkes no. 722/1998 tentang bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan; dan melakukan sosialisasi penggunaan bahan tambahan makanan yang diizinkan dalam proses produksi makanan & minuman sesuai UU No. 23/1992 untuk aspek keamanan pangan, & UU No. 71/1996. Tetapi upaya yang dilakukan Badan POM tersebut, hanya dianggap gertakan oleh para pedagang, karena Badan POM hanya mengeluarkan undang-undang dan aturan. Tetapi Badan POM tidak melakukan tindakan tegas seperti memberi sanksi tegas bagi pedagang yang masih menggunakan boraks dan formalin, bahkan badan ini masih kurang gencar dalam melakukan razia.
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas, kesimpulan makalah ini adalah sebagai berikut:
Ø  Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin), merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagaiparaformaldehyde atau trioxane.
Ø  Pembuatan formalin
·         Persiapan bahan baku pembuatan formalin
·         Proses Reaksi
·         Proses Absorbsi
·         Proses pendinginan
·         Proses pengenceran
Ø  Dampak buruk formalin bagi tubuh manusia
·         Kulit : Iritatif, kulit kemerahan, kulit seperti terbakar, alergi kulit.
·         Mata : Iritatif, mata merah dan berair, kebutaan.
·         Hidung : Mimisan.
·         Saluran Pernapasan : Sesak napas, suara serak, batuk kronis, sakit tenggorokan.
·         Saluran Pencernaan : Iritasi lambung, mual muntah, mules.
·         Hati : Kerusakan hati.
·         Paru-paru : Radang paru-paru karena zat kimia (pneumonitis).
·         Saraf : Sakit kepala, lemas, susah tidur, sensitif, sukar konsentrasi, mudah lupa.
·         Ginjal : Kerusakan ginjal.
·         Organ Reproduksi : Kerusakan testis, ovarium, gangguan menstruasi, infertilitas sekunder.

Karya tulis dampak limbah


KARYA ILMIAH DAMPAK PENCEMARAN AIR OLEH LIMBAH PEMUKIMAN PADA MASYARAKAT
KARYA TULIS

DAMPAK PENCEMARAN AIR OLEH LIMBAH PEMUKIMAN PADA MASYARAKAT





OLEH : PANDI SURYADI
NIS :
KELAS : XI Adm. Perkantoran



SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2
TELUK KUANTAN
TA 2010 – 2011


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang maha esa (YME) yang telah memberikan kemampuan kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini.
Karya tulis yang berjudul DAMPAK PENCEMARAN AIR OLEH LIMBAH PEMUKIMAN PADA MASYARAKAT ini bertujuan untuk memenuhi dan melengkapi tugas pada pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) kelas dua pada sekolah mengengah kejuruan negeri 2 teluk Kuantan.
Dalam menyelesaikan karya tulis ini, penulis bisa menerima bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sangat berterima kasih kepada yang terhormat.
1. Kepala Sekolah mengengah kejuruan negeri 2 teluk Kuantan Bapak H. Marlis, S.Pd
2. Guru mata Pelajaran Ilmu pengetahuan Alam Kelas XI Dra. Nellytawarma, MM.
3. Orang tua yang saya hormati dan sangat saya sayangi.
4. Sahabat-sahabat seperjuangan
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini belumlah sempurna maka degan kerendahan hati penulis mohon saran dan bimbingan kepada pembaca semua ntuk perbaikannya.

Teluk Kuantan, November 2010

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II. DAMPAK PENCEMARAN AIR OLEH LIMBAH PEMUKIMAN PADA MASYARAKAT
2.1 Pengertian
2.2 Polutan dari yang bersal dari limbah pemukiman
2.3 Dampak pencemaran air oleh limbah pemukiman pada masyarakat
BAB III. CARA-CARA MENCEGAH DAN MENANGGULANGI LIMBAH PEMUKIMAN
3.1 Tindakan perfentif
3.2 Tindakan Kuratif
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Sudah kita ketahui, bahwa didunia ini limbahnyasudah melimpah khususnya di Indonesia, sudah berapa limbah yang tercemar, baik itu limbah industri maupun limbah rumah tangga (pemukiman).
Limbah pemukiman dapat terjadi karena adanya pembuanga sisa-sisa dan limbah industri dan dari produksi oleh para pemukiman (penduduk atau rumah tangga).
Limbah pemukiman juga dapat disebabkan oleh tumbuh-tumbuhan dan hewan yang membuang kotorannya disembarangan tempat seperti : di jalan, di kaki lima, dan dimana saja semaunya.
Limbah juga banyak diprediksi oleh para ahli limbah yang banyak membuktikan pencemaran udara ialah limbah pemukiman masayarakat, seperti bungkus-bungkus makanan, bungkus deterjen dan sebagianya.
Limbaha pemukiman masayarakat sangat banyak dampaknya bagi pertumbuhan makhluk hidup terutama bagi manusia. Limbah pemukiman masayarakat mempunyai dampak bagi manusia yaitu seperti penyakit diare, tifus bahkan ada juga yang deman, batuk berdarah karena virus yang berasal dari sampah yang tidak diolah dengan baik.
Limbah pemukiman masyarakat sudah merupakan salah satu hal yang harus ditangani dengan baik dan benar. Karena sudah diprediksimenjasi sumber dari segala sumber masalah yang ada di lingkungan masyarakat sekitar. Dengan ini pemerintah sudah menerapkan salah satu hal untuk mencegah hal tesebut yaitu dengan membuat peraturan di sekitar lingkungan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang diatas, maka dapat kita ketahui rumusan masalahnya, antara lain :
1.2.1 Bagaimanakah dampak limbah pada permukiman masyarakat.
1.2.2 Bagaimanakah mencegah limbah tersebut !
1.2.3 Bagamanakah menanggulangi limbah tersebut pada lingkungan yang hidup ?





1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk memberikan kesadaran kepada kita betapa pentingnya menjaga dan memelihara lingkungan kita agar terlindungi dari pencemaran udara.
1.3.2 Supaya siswa/i yang sudah belajar hal yang mengenai limbah dapat memberikan informasi kepada masyarakatagar tidak membuang limbah di sembarangan tempat.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari karya tulis ini adalah :
1.4.1 Jika pencemaran limbah belum terjadi, maka kita berusaha untuk tidak membuat limbah pemukiman pada masyarakat.
1.4.2 Jika limbah itu sudah terjadi, maka kita harus bisa menanganinya dengan baik dan benar.











BAB II
DAMPAK PENCEMARAN AIR OLEH LIMBAH PEMUKIMAN PADA MASYARAKAT

2.1 Pengertian
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaandisuatu tempat penampungan air seperti danau, sungai,lautan dan air tanah akibat aktifitas manusia atau masuknya zat atau bahan pencemar ke dalam air yang berdampak negatif terhadap manusia, hewan, tumbuhan atau organisme yang tinggal di lingkungan tersebut.

2.2 Polutan dari yang berasal dari limbah pemukiman
Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, tiksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek thermal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

2.3 Dampak pencemaran air oleh limbah pemukiman pada masyarakat.
Dampak pencemaran air yang disebabkan oelh limbah pemukian antara lain :
- Berkurangnya jumlah oksigen yang digunakan oleh bakteri untuk melakukan proses pembusuk an sampah.
- Sampah anorganik ke sungai, dapat berakibat menghalangi cahaya matahari sehingga menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang mengahasilkan oksigen.
- Deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga akan tetap aktif untuk jangka waktu yang lama di dalam air, mencemari air dan merasuni berbagai organisme air.
- Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada sungai atau danau yang merangsang pertumbuhan ganggang dan enceng gondok (eichornia crassipes).
- Tumbuhan air yang mati membawa akibat prose pembusukan tumbuhan ini akan mengendapkan dan menyebabkan pendangkalan.
- Material pembusukan tumbuhan air akan mengendapkan dan menyebabkan pendangkalan.
- Pertumbuhan ganggang dan enceng gondok yang tidak terkendali emnyebabkan permukaan air danau tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya photo sintesis.




















BAB III

3.1 CARA-CARA MENCEGAH LIMBAH PEMUKIMAN (TINDAKAN PREFENTIF)
Untuk mencegah agar supaya limbah pemukiman tidak menyebabkan pencemaran lingkungan, maka dilakukan upaya-upaya pencegahan sebagai berikut :
3.1.1 Tidak membuang sampah kesungai
3.1.2 Tidak memakai deterjen secara berlebihan
3.1.3 Tidak melakukan pembuangan industri yang mengandung Pb,Hg, Zn karena dapat mencemari lingkungan / peraiaran.

3.2 CARA-CARA MENANGGULANGI LIMBAH PEMUKIMAN (TINDAKAN KURATIF)
Limbah dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Apabila hal ini sudah terlanjur ada didalam lingnkungan hidup kita, maka harus ada upaya penanggulangannya limbah pemukiman. Hal-hal yang dapat kita lakukan untuk menanggulangi limbah pemukiman yaitu :
3.2.1 Mengelolah sampah
3.2.2 Membuang sampah ditempatnya
3.2.3 Tidak membuang sampah kesungai

BAB IV

4.1 KESIMPULAN
Dari uraian dan pembahasan sebelumnya maka didapat kesimpulan sebagai berikut :
4.1.1 Dampak dari limbah pemukiman adalah :
4.1.1.1 Dapat berdampak begatif bagi manusia
4.1.1.2 Rusaknya lingkungan
4.1.1.3 Dapat menimbulkan penyakit, banjir, kurangnya air bersih, dan lain-lain.
4.1.2 Untuk mencegah limbah pemukiman dilakukan antara lain :
4.1.2.1 Tidak membuang sampah kesungai
4.1.2.2 Tidak melakukan pembuangan industri yang mengandung Hg, Zn karena dapat mencemari lingkungan .
4.1.2.3 Membuat undang-undang tentang pencemaran air.
4.2 SARAN
Setelah pembaca membaca karya tulis ini, penulis menyarankan beberapa hal :
4.2.1 Tidak membuang sampah sembarangan
4.2.2 Mengelolah sampah dengan baik
4.2.3 Dapat menanggulangi limbah dengan baik
DAFTAR PUSTAKA

CANTI, 2010 ilmu pengetahuan alam, Sukabumi Cipta
Drs. Sutrisno, penerbit Erlangga

Dampak pencemaran terhadap lingkungan


DAMPAK-DAMPAK LIMBAH INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN

Akhir-akhir ini, kondisi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sektor industri berpengaruh besar terhadap kondisi pencemaran di Indonesia. Kami sangat berharap agar para pelaku industri mulai melakukan perbaikan dan pembenahan dalam hal pembuangan limbah sehingga kegiatan industri dapat berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan.
Berikut ini gambaran umum tentang kondisi pencemaran lingkungan yang berasal dari masing-masing industri berdasarkan produk yang dihasilkannya.
1. Limbah Industri Pangan
Sektor Industri/usaha kecil pangan yang mencemari lingkungan antara lain : tahu, tempe, tapioka dan pengolahan ikan (industri hasil laut). Limbah usaha kecil pangan dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya karena mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak, garam-garam, mineral, dan sisa-sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan. Sebagai contohnya limbah industri tahu, tempe, tapioka industri hasil laut dan industri pangan lainnya, dapat menimbulkan bau yang menyengat dan polusi berat pada air bila pembuangannya tidak diberi perlakuan yang tepat.
Air buangan (efluen) atau limbah buangan dari pengolahan pangan dengan Biological Oxygen Demand (BOD) tinggi dan mengandung polutan seperti tanah, larutan alkohol, panas dan insektisida. Apabila efluen dibuang langsung ke suatu perairan akibatnya menganggu seluruh keseimbangan ekologik dan bahkan dapat menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lainnya.
2. Limbah Industri Kimia & Bahan Bangunan
Industri kimia seperti alkohol, parfum & minyak pelumas (oli) dalam proses pembuatannya membutuhkan air sangat besar, mengakibatkan pula besarnya limbah cair yang dikeluarkan ke lingkungan sekitarnya. Air limbahnya bersifat mencemari karena didalamnya terkandung zat kimia berbahaya, senyawa organik dan anorganik baik terlarut maupun tersuspensi serta senyawa tambahan yang terbentuk selama proses permentasi berlangsung.
Industri ini mempunyai limbah cair selain dari proses produksinya juga, air sisa pencucian peralatan, limbah padat berupa onggokan hasil perasan, endapan Ca SO4, gas berupa uap alkohol. Kategori limbah industri ini adalah limbah bahan berbahaya beracun (B3) yang mencemari air dan udara.
Gangguan terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan efek bahan kimia toksik
a. Keracunan yang akut, yakni keracunan akibat masuknya dosis tertentu kedalam tubuh melalui mulut, kulit, pernafasan dan akibatnya dapat dilihat dengan segera, misalnya keracunan H2S, Co dalan dosis tinggi. Dapat menimbulkan lemas dan kematian. Keracunan Fenal dapat menimbulkan sakit perut dan sebagainya.
b. Keracunan kronis, sebagai akibat masuknya zat-zat toksis kedalam tubuh dalam dosis yang kecil tetapi terus menerus dan berakumulasi dalam tubuh, sehingga efeknya baru terasa dalam jangka panjang misalnya keracunan timbal, arsen, raksa, asbes dan sebagainya.
Industri fermentasi seperti alkohol disamping bisa membahayakan pekerja apabila menghirup zat dalam udara selama bekerja apabila tidak sesuai denganThreshol Limit Valued (TLV) gas atau uap beracun dari industri juga dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitar.
Kegiatan lain sektor ini yang mencemari lingkungan adalah industri yang menggunakan bahan baku dari barang galian seperti batako putih, genteng, batu kapur/gamping dan kerajinan batu bata. Pencemaran timbul sebagai akibat dari penggalian yang dilakukan terus-menerus sehingga meninggalkan kubah-kubah yang sudah tidak mengandung hara sehingga apabila tidak direklamasi tidak dapat ditanami untuk ladang pertanian.
3. Limbah Industri Sandang Kulit & Aneka
Sektor sandang dan kulit seperti pencucian batik, batik printing, penyamakan kulit dapat mengakibatkan pencemaran yang beresiko tinggi terhadap lingkungan karena dalam  kegiatannya proses pencucian terhadap bahan-bahan bakunya memerlukan air sebagai mediumnya dalam jumlah yang besar.
Proses ini menimbulkan air buangan (bekas Proses) yang besar pula, dimana air buangan mengandung sisa-sisa warna, BOD tinggi, kadar minyak tinggi dan beracun (mengandung limbah B3 yang tinggi).
4. Limbah Industri Logam & Elektronika
Bahan buangan yang dihasilkan dari industr besi baja seperti mesin bubut, cor logam dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Sebagian besar bahan pencemarannya berupa debu, asap dan gas yang mengotori udara sekitarnya. Selain pencemaran udara oleh bahan buangan, kebisingan yang ditimbulkan mesin dalam industri baja (logam) mengganggu ketenangan sekitarnya. Kadar bahan pencemar yang tinggi dan tingkat kebisingan yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan manusia baik yang bekerja dalam pabrik maupun masyarakat sekitar.
Walaupun industri baja/logam tidak menggunakan larutan kimia, tetapi industri ini mencemari air karena buangannya dapat mengandung minyak pelumas dan asam-asam yang berasal dari proses pickling untuk membersihkan bahan plat, sedangkan bahan buangan padat dapat dimanfaatkan kembali.
Bahaya dari bahan-bahan pencemar yang mungkin dihasilkan dari proses-proses dalam industri besi-baja/logam terhadap kesehatan yaitu :
  • Debu, dapat menyebabkan iritasi, sesak nafas
  • Kebisingan, mengganggu pendengaran, menyempitkan pembuluh darah, ketegangan otot, menurunnya kewaspadaan, kosentrasi pemikiran dan efisiensi kerja.
  • Karbon Monoksida (CO), dapat menyebabkan gangguan serius, yang diawali dengan napas pendek dan sakit kepala, berat, pusing-pusing pikiran kacau dan melemahkan penglihatan dan pendengaran. Bila keracunan berat, dapat mengakibatkan pingsan yang bisa diikuti dengan kematian.
  • Karbon Dioksida (CO2), dapat mengakibatkan sesak nafas, kemudian sakit kepala, pusing-pusing, nafas pendek, otot lemah, mengantuk dan telinganya berdenging.
  • Belerang Dioksida (SO2), pada konsentrasi 6-12 ppm dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan, peradangan lensa mata (pada konsentrasi 20 ppm), pembengkakan paru-paru/celah suara.
  • Minyak pelumas, buangan dapat menghambat proses oksidasi biologi dari sistem lingkungan, bila bahan pencemar dialirkan kesungai, kolam atau sawah dan sebagainya.
  • Asap, dapat mengganggu pernafasan, menghalangi pandangan, dan bila tercampur dengan gas CO2, SO2, maka akan memberikan pengaruh yang membahayakan seperti yang telah diuraikan diatas.

Efek limbah berbahaya terhadap Manusia

Berbagai pabrik industri dianatara bahan bakunya banyak mempergunakan zat-zat kimia organik maupun anorganik. Sebagai hasil pengolahannya selai menghasilkan produk-produk yang berguna bagi kehidupan manusia, juga fakta menunjukkan bahwa limbah-limbah negatif bagi kesehatan manusia dan kelestarian lingkungannya.
Diantara efek limbah berbahanya terhadap kesehatan manusia adalah karena sifat toksik bahan yang dikandung dalam limbah tersebut. Berbagai jenis penyakit yang dapat terjadi karena limbah berbahaua adalah; penyakit pneumoniosis, silicosis, byssinosis, siderosis, talkosis dan berbagai jenis keracunan lainnya.
Penyakit-penyakit yang ditimbulkan dari limbah berbahaya dapat bersifat akut dan kronis. Terutama limbah berbahaya toksis, dimana proses reaksinya sangat kompleks.
Secara umu rantai reaksi menimbulkan efek terhadap kesehatan manusia dapat di bagi dalam tiga face, yaitu: (1) face paparan atau eksposisi, (2) face tokso-kenetik, dan (3) face tokso – dinamik.
Face paparan dapat terjadi secara oral, melalui saluran pencemaran, atau melalui kulit. Pada face tokso-kinetik ada dua proses yang memainkan peranan penting, yaitu;
1. Transpor yang meliputi absorbsi yang disebut, dan ekskresi.
2. perubahan metabolik yang disebut juga botransformasi yang sering menyebabkan ketidakaktifan zat yang diserap.
namun perubahan biokimiawi dalam organisme dapat mengakibatkan juga pembentukan senyawa aktif dan dengan demikian mengakibatkan bioaktivasi.
Face tokso-dinamik meliputi interaksi antara molekul zat aktif atau zat racun dan tempat kerja spesifik, yaitu reseptor. Interaksi ini menghasilkan induksi suatu stimulus (rangsangan) yang dimulai dari proses biokimia dan biofisika dan akhirnya menyebabkan efek bagi kesehatan manusia.
Efek – efek akut dari limbah berbahaya
Di bawah ini penulis menyajikan beberapa efek terhadap kesehatan manusia yang ditimbulkan oleh limbah berbahaya yang bersifa akut.
No. Tipe Limbah A B C D E F

Limbah = limbah pestisida (Obat = obat pembunuh hama)





1. Pestisida organic (astasin, chlorin) +
+
+ +
2. Metyl Bromida


+

3. Herbisida (Obat-obat pembasmi rumput)



+
4. Pestisida fosfat organic +
+ +
+
5. Organo nitrogen herbisida
+


+
6. Insektisida (-embunuh serangga) +
+ +
+
7. Pembasmi jamur


+

8. Almunium fosfat
+



9. Rotenone
+
+

10. Cyanide waste +
+ +
+









Logam = logam yang Toksik (racun)





11. Timah, lembaga, selenium, nikel, chromium
+
+ +
12. Komposisi timah hitam organic + + +


13. Air raksa, dan lain-lain + + +

+
Sumber: Hazardous Waste Management, Reducing the Risk, Island Press, 1986. By B A Goldmant.
Keterangan: + = efek-efeknya pada manusia menurut pembuktian secara statistik.
A = Kerusakan susunan saraf
B = Kerusakan system pencernaan
C = Kerusakan system neorologis
D = Kerusakan system pernafasan
E = Kerusakan pada kulit
F = Kematian
Efek – efek kronis dari limbah berbahaya
Limbah berbahaya di samping dapat menimbulkan efek akut bagi kesehatan manusia ternyata pencemaran dalam waktu lama dapat pula menimbulkan efek kronis bagi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. untuk lebih jelasnaya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Efek – efek kronis dari Limbah Berbahaya Tertentu
No. Tipe Limbah A B C D
1. Pestisida organik
*
*
*
+
2. Halogenated organic phenoxy herbicides
*
*
*
*
3. Pestisida fosfat organic
*
*
*

4. Herbisida organo nitrogen
*
*
*

5. Timah, tembaga, selenium, chromium fan nikel
+



6. Air Raksa

+

7. Cadmium
+



8. Halogenated organic +
+


Sumber: Hazardous Waste Management Reducing the Risk Island Press, 1996. By B.A Goldmant.
Keterangan
= Efek-efek pada manusia yang dapat dibuktikan secaa statisitik.
+ = Efek-efek pada binatang dalam labolatorium yang dapat dibuktikan secara statistik
A = Efek karsinogenik (,menimbulkan kanker)
B = Efek mutagenic (mutasi gen/kromosom)
C = Efek teratogenik
D = Kerusakan system reporduksi

DAMPAK LIMBAH, efek limbah terhadap manusia dan lingkungan, dampak limbah terhadap manusia dan lingkungan, efek limbah, dampak limbah terhadap manusia,limbah, efek limbah terhadap kesehatan manusia, dampak limbah pada manusia, gambar manusia dan lingkungannya, dampak limbah nikel

Dampak limbah terhadap manusia dan lingkungannya


Dampak
Limbah



1. Limbah Industri Pangan

Sektor Industri/usaha kecil pangan yang mencemari lingkungan antara lain ;
tahu, tempe, tapioka dan pengolahan ikan (industri hasil laut). Limbah usaha
kecil pangan dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya karena mengandung
sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak , garam-garam, mineral, dan
sisa0sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan.
Sebagai contohnya limbah industri tahu, tempe, tapioka industri hasil laut
dan industri pangan lainnya, dapat menimbulkan bau yang menyengat dan polusi
berat pada air bila pembuangannya tidak diberi perlakuan yang tepat.

Air buangan (efluen) atau limbah buangan dari pengolahan pangan dengan
Biological Oxygen Demand ( BOD) tinggi dan mengandung polutan seperti tanah,
larutan alkohol, panas dan insektisida. Apabila efluen dibuang langsung ke
suatu perairan akibatnya menganggu seluruh keseimbangan ekologik dan bahkan
dapat menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lainnya.


2. Limbah Industri Kimia & Bahan Bangunan

Industri kimia seperti alkohol dalam proses pembuatannya membutuhkan air
sangat besar, mengeakibatkan pula besarnya limbah cair yang dikeluarkan
kelingkungan sekitarnya. Air limbahnya bersifat mencemari karena didalamnya
terkandung mikroorganisme, senyawa organik dan anorganik baik terlarut
maupun tersuspensi serta senyawa tambahan yang terbentuk selama proses
permentasi berlangsung.

Industri ini mempunyai limbah cair selain dari proses produksinya juga, air
sisa pencucian peralatan, limbah padat berupa onggokan hasil perasan,
endapan Ca SO4, gas berupa uap alkohol. kategori limbah industri ini adalah
llimbah bahan beracun berbahayan (B3) yang mencemari air dan udara.

Gangguan terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan efek bahan kimia toksik :

a.      

Keracunan yang akut, yakni keracunan akibat masuknya dosis tertentu kedalam
tubuh melalui mulut, kulit, pernafasan dan akibatnya dapat dilihat dengan
segera, misalnya keracunan H2S, Co dalan dosis tinggi. Dapat menimbulkan
lemas dan kematian. Keracunan Fenal dapat menimbulkan sakit perut dan
sebagainya.

b.      

Keracunan kronis, sebagai akibat masuknya zat-zat toksis kedalam tubuh dalam
dosis yang kecil tetapi terus menerus dan berakumulasi dalam tubuh, sehingga
efeknya baru terasa dalam jangka panjang misalnya keracunan timbal, arsen,
raksa, asbes dan sebagainya.

Industri fermentasi seperti alkohol disamping bisa membahayakan pekerja
apabila menghirup zat dalam udara selama bekerja apabila tidak sesuai dengan
Threshol Limit Valued (TLV) gas atau uap beracun dari industri juga dapat
mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitar.

Kegiatan lain sektor ini yang mencemari lingkungan adalah industri yang
menggunakan bahan baku dari barang galian seperti batako putih, genteng,
batu kapur/gamping dan kerajinan batu bata. Pencemaran timbul sebagai akibat
dari penggalian yang dilakukan terus-menerus sehingga meninggalkan
kubah0kubah yang sudah tidak mengandung hara sehingga apabila tidak
dikreklamasi tidak dapat ditanami untuk ladang pertanian.


3. Limbah Industri Sandang Kulit & Aneka

Sektor sandang dan kulit seperti pencucian batik, batik printing, penyamakan
kuit dapat mengakibatkan pencemaran karena dalam proses pencucian
memerlukanair sebagai mediumnya dalam jumlah yang besar. Proses ini
menimbulkan air buangan (bekas Proses) yang besar pula, dimana air buangan
mengandung sisa-sisa warna, BOD tinggi, kadar minyak tinggi dan beracun
(mengandung limbah B3 yang tinggi).


4. Limbah Industri Logam & Ekektronika.

Bahan buangan yang dihasilkan dari industr besi baja seperti mesin bubut,
cor logam dapat menimbulkan pemcemaran lingkungan. Sebagian besar bahan
pencemarannya berupa debu, asap dan gas yang mengotori udarasekitarnya.
Selain pencemaran udara oleh bahan buangan, kebisingan yang ditimbulkan
mesin dalam industri baja (logam) mengganggu ketenangan sekitarnya. kadar
bahan pencemar yang tinggi dan tingkat kebisingan yang berlebihan dapat
mengganggu kesehatan manusia baik yang bekerja dalam pabrik maupun
masyarakat sekitar.

Walaupun industri baja/logam tidak menggunakan larutan kimia, tetapi
industri ini memcemari air karena buanganya dapat mengandung minyak pelumas
dan asam-asam yang berasal dari proses pickling untukmembersihkan bahan
plat, sedangkan bahan buangan padat dapat dimanfaatkan kembali.

Bahaya dari bahan-bahan pencemar yang mungkin dihaslkan dari proses-proses
dalam industri besi-baja/logam terhadap kesehatan yaitu :

a.      


Debu,
dapat menyebabkan iritasi, sesak nafas

b.      


Kebisingan,
mengganggu pendengaran, menyempitkan pembuluh darah, ketegangan otot,
menurunya kewaspadaan, kosentrasi pemikiran dan efisiensi kerja.

c.      


Karbon Monoksida (CO),
dapat menyebabkan gangguan serius, yang diawali dengan napas pendek dan
sakit kepala, berat, pusing-pusing pikiran kacau dan melemahkan penglihatan
dan pendengaran. Bila keracunan berat, dapat mengakibatkan pingsan yang bisa
diikuti dengan kematian.

d.      


Karbon Dioksida (CO2),
dapat mengakibatkan sesak nafas, kemudian sakit kepala, pusing-pusing, nafas
pendek, otot lemah, mengantuk dan telinganya berdenging.

e.      


Belerang Dioksida (SO2),
pada konsentrasi 6-12 ppm dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan
tenggorokan, peradangan lensa mata (pada konsentrasi 20 ppm), pembengkakan
paru-paru/celah suara.

f.      


Minyak pelumas,
buangan dapat menghambat proses oksidasi biologi dari sistem lingkungan,
bila bahan pencemar dialirkan keseungai, kolam atau sawah dan sebagainya.

g.      


Asap,
dapat mengganggu pernafasan, menghalangi pandangan, dan bila tercampur
dengan gas CO2, SO2, maka akan memberikan pengaruh
yang nenbahayakan seperti yang telah diuraikan diatas.